Rabu, 05 September 2012

Rumah Tri Rt.06.A Jenggrik


Sebuah keluarga Kecil nan bahagia Dari Seorang Bapak yang bernama HARTO WIYONO dan Ibu NGATINEM yang terletak di desa jenggrik rt.06.a,kec.Kedawung Kab.Sragen. Mereka sehari harinya bekerja sebagai petani,pagi siang malam yang tau hanya bekerja untuk anak - anaknya,mereka di karuniai tiga anak yang di beri nama ;

1. Suharno S.Pd
2. Bripka Wardo
3. Triyono SE

Ketiga anaknya mendapat amanah yang bekerja sebagai abdi negara,semua berkat jasa dan doa dari kedua ortuanya yang gigih untuk memperjuangkan nasip anak - anaknya.

Mengingat cerita kita waktu kecil kita ditimang dan dimanja, tak dibiarkan untuk merasa kekurangan. Di waktu kecil pula kita mempunyai mimpi dan angan-angan yang sangat tinggi setingi langit. Orang tua kita selalu menyokong dan mendukung apapun yang menjadi keinginan kita, tidak peduli mereka kekurangan. Hanya senyuman anak-anak yang membuat orang tua berbahagia. Cinta yang tanpa pamrih, tak lekang oleh waktu, sepanjang masa dan sepanjang hayat hidup mereka. Pada saat ini saya hanya mempunyai seorang Ibu, dan Bapak sudah pergi duluan meninggalkan dunia ini, tetapi bapak akan selalu kami kenang sepanjang hidup kami sebab tanpa bapak tidak akan ada saya yang sekarang dan saya yang dahulu. Saya yang sekarang sudah dewasa dan harus bertanggung jawab pada kehidupan ini dan saya yang dahulu yang masih suka merengek dan ingin dimanja. Masa itu, masa kecil yang paling indah ketika kedua orang tua masih lengkap. Masa di mana saya merasa mempunyai dewa dan dewi dalam hidup saya, masa di mana saya masih bisa sesuka hati dan kehendak sendiri. Ketika langit malam masih tampak indah untuk dipandang dengan Bapak dan Ibu. Lama-kelamaan saya benci cerita tentang bintang sebab kata Bapak dulu, orang yang meninggal akan menjadi bintang. Tetapi saya sadari itu hanyalah sebuah cerita dongeng semata yang membuat kenangan kami tidak akan pernah mati. Bapak, I Love you so much.
Dan sekarang saya sudah besar, sudah mengerti cerita-cerita yang mana dongeng dan yang mana kenyataan. Apa yang sudah saya berikan untuk Ibu saya? Saya ingin memberikan senyum bahagia bukan uang yang melimpah, saya ingin berdoa bersama disaat-saat tiba waktu berkumpul, saya ingin mendengarkan cerita-ceritanya tentang saya dimasa kecil, saya ingin Ibu saya merasakan apa yang ingin dia rasakan saat ini, saya ingin tetapi waktunya selalu terlewatkan. Terimakasih Ibu atas kesabaranmu selama ini, jasamu tetap tak terbalaskan,meski saya jauh dari ibu. Hanya satu inginku, mari Bu kita sama-sama menapaki jalan dalam kehidupan ini dengan hidup yang benar sesuai ajaran yang kita percayai. Karena saya dan Ibu saya mempercayai islam sebagai guru junjungan kami. Islam selalu ada dihati kami yang memacu semangat dalam hidup kami.
                                                                        Trima Kasih Bp dan Ibu Atas Jasamu
                                                                      By
                                                                    (  Triyono,SE )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar